Aku masih ingat pertama kali nonton PSMS Medan main. Waktu itu di Stadion Teladan, suasananya panas bukan cuma karena cuaca, tapi karena atmosfer yang luar biasa. Gila, ini bukan sekadar sepak bola. Ini PSMS, Bang!
Buat orang luar mungkin nama Sports PSMS Medan cuma terdengar kayak klub lama yang sesekali muncul di berita. Tapi buat kami yang besar di Sumatera Utara, PSMS itu identitas. Ada semacam aura kehormatan tiap kali lambang ayam jantan itu dikibarkan. Dan percayalah, sejarahnya panjang, penuh liku, dan tetap bikin bulu kuduk berdiri.
Sejarah PSMS Medan: Dari Sang Legenda ke Panggung Nasional
Jujur, kalau bicara soal sejarah PSMS, kita lagi ngomongin salah satu klub paling tua dan paling berpengaruh di Indonesia. Berdiri tahun 1950, PSMS bukan pemain baru. Klub ini sempat jadi raja Liga Perserikatan, kompetisi sebelum era Liga Indonesia wikipedia.
PSMS pernah juara enam kali di era Perserikatan: tahun 1967, 1969, 1971, 1973, 1983 dan 1985. Bahkan dulu julukan “The Killer” melekat karena gaya main keras mereka yang bikin lawan ciut. Aku pernah dengar cerita dari ayahku, katanya dulu pemain PSMS ditakuti karena bukan cuma jago, tapi juga punya mental petarung.
Masuk ke era Liga Indonesia, PSMS sempat naik-turun. Tahun 2007-2008 mereka tembus ke semifinal, dan sayangnya kalah dari Sriwijaya FC. Tapi yang jelas, mereka selalu punya tempat di hati fans—entah di Liga 1 atau turun ke Liga 2.
Buatku pribadi, masa-masa paling membekas adalah saat PSMS balik ke Liga 1 tahun 2018. Meskipun harus degradasi di musim yang sama, waktu itu rasanya kayak reuni lama yang akhirnya kejadian. Semua orang di Medan hidup lagi dengan semangat sepak bola.
Apakah PSMS Medan Ancaman Serius? Jawabannya: Ya, Selalu
Orang sering nanya, “Masih kuat nggak sih PSMS di Liga Indonesia?” Jawabanku: PSMS itu ancaman, terutama kalau udah masuk mode on-fire.
PSMS Medan mungkin bukan klub dengan finansial raksasa kayak Persib atau Arema, tapi jangan salah. Mereka punya DNA pejuang, dan itu nggak bisa dibeli. Klub ini selalu ngandelin kombinasi pemain lokal yang lapar dan pemain senior yang bermental baja.
Contohnya, musim 2023-2024 kemarin di Liga 2, PSMS sempat jadi sorotan karena berhasil konsisten di fase grup. Bahkan sempat jadi pemuncak klasemen wilayah, meski akhirnya gagal promosi. Tapi gaya main mereka—pressing tinggi, agresif, dan cepat—tetap bikin tim lawan kesulitan.
Yang bikin lawan takut bukan cuma permainan di lapangan. Tapi juga tekanan dari tribun. Kalau main di Stadion Teladan, itu ibarat masuk kandang harimau. Sorakannya bisa bikin pemain lawan gemetar. Bukan lebay, tapi emang gitu kenyataannya.
PSMS Medan dan Supporter Fanatik: Satu Jiwa, Satu Nafas
Kalau pernah nonton langsung di Teladan, kamu pasti tahu: supporter PSMS bukan tipe yang sekadar duduk dan tepuk tangan. Mereka nyanyi, teriak, dan bahkan ikut ngebangun semangat tim.
Aku pernah ikut tribun SMeCK Hooligan. Dulu awalnya ragu, takut nggak cocok. Tapi begitu masuk, wah… rasanya kayak keluarga. Mereka bukan cuma dukung PSMS saat menang, tapi juga waktu kalah. Dan itu yang bikin aku salut.
Ada juga grup lain kayak PSMS Medan Fans Club (PMFC) yang aktif banget. Mereka nggak segan-segan road trip demi nonton tandang. Pernah satu cerita viral, ada rombongan fans naik bus dari Medan ke Jakarta cuma buat nonton PSMS di laga krusial. Dedikasi yang gila sih menurutku.
Supporter PSMS juga punya gaya unik. Mereka sering pakai bahasa Batak campur Medan, dengan chant-chant khas yang bikin bulu kuduk berdiri. Lagu “PSMS di Hati Kami” itu udah kayak anthem wajib. Kalau kamu denger langsung, bisa nangis lho. Serius.
Kenapa PSMS Medan Selalu Dicintai? Ini Alasannya
Aku sering mikir, kenapa sih PSMS ini tetap dicintai, bahkan ketika prestasi lagi ngedrop?
Jawabannya ada pada identitas lokal dan emosi kolektif yang mereka bangun sejak dulu. PSMS bukan cuma klub bola, tapi perwakilan dari gaya hidup orang Medan—keras, berani, dan pantang mundur.
Bahkan ketika klub lain gonta-ganti nama, pindah home base, atau diakusisi investor besar, PSMS tetap punya akar. Tetap Medan. Tetap Teladan. Dan itu, menurutku, nilai yang nggak bisa dinilai pakai duit.
PSMS juga punya peran penting dalam membangun karakter generasi muda. Banyak anak Medan tumbuh dengan mimpi jadi pemain PSMS. Mereka belajar bahwa bermain bukan cuma soal menang, tapi juga soal semangat dan harga diri.
Aku pribadi pernah punya mimpi main buat PSMS, meski akhirnya cuma jadi penonton setia. Tapi mimpi itu, meskipun nggak kesampaian, tetap hidup. Dan aku yakin banyak orang lain yang punya cerita serupa.
Skuad PSMS Medan Terbaru: Kombinasi Darah Muda dan Veteran
Musim 2024/2025 jadi salah satu musim paling menarik buat ngikutin skuad PSMS. Manajemen mulai sadar pentingnya kombinasi pemain muda dengan yang berpengalaman.
Di posisi kiper, mereka punya Abdul Rohim, kiper senior yang punya pengalaman di Liga 1. Bek tengahnya ada Fadly Manna, tangguh dan punya insting bertahan yang tajam. Di lini tengah, nama Jefri Sinaga mencuri perhatian. Anak muda Medan yang enerjik dan punya visi main bagus.
Lini depan mereka juga menarik, ada Nico Malau yang masih tajam meski usia udah nggak muda. Tapi dia tipe pemain yang main bukan pakai tenaga doang, tapi juga otak.
Yang bikin aku makin yakin, PSMS nggak asal-asalan musim ini. Mereka mulai bangun dari bawah, fokus ke pembinaan, dan menekankan semangat lokal. Banyak pemain dari akademi mulai naik, dan itu langkah yang bagus banget buat jangka panjang.
PSMS Medan, Lebih dari Sekadar Klub Sepak Bola
Buatku, PSMS itu bukan cuma klub bola. Ini soal warisan, soal kebanggaan, soal ikatan emosional yang sulit dijelaskan ke orang luar. Bahkan di saat mereka lagi nggak juara, tetap aja hati ini nempel di warna hijau tua mereka.
Kalau kamu belum pernah nonton langsung di Stadion Teladan, coba deh. Rasain sendiri atmosfernya. Kalau kamu suka bola dan pengin ngerasain sepak bola Indonesia yang “mentah” tapi jujur, PSMS Medan adalah tempatnya.
Dan siapa tahu, musim depan mereka bakal balik ke Liga 1. Karena tim sebesar ini nggak pantas lama-lama di bawah. Medan nunggu. Kami nunggu. Ayam Kinantan akan terbang lagi. Percaya deh!
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Boston Celtics: Sejarah Prestasi Alasan Tim Legendaris Ini Dicintai disini