Aku masih inget banget pertama kali nyobain sop tulang sumsum. Waktu itu, bukan di restoran fancy atau tempat viral di TikTok, tapi di warung kaki lima dekat pasar tradisional. Meja plastiknya agak goyang, kursinya yang satu kakinya diganjel batu bata. Tapi, begitu semangkuk sop panas mendarat di hadapan, semua kekurangan itu langsung lenyap. Serius deh, rasanya kayak pelukan di hari hujan.
Wangi kaldu Culinary yang medok, lemak yang meleleh di lidah, plus sensasi nyedot sumsum dari tulang yang bikin puas banget—itu jadi pengalaman yang susah dilupain. Sejak saat itu, gue mulai sering nyari dan eksperimen sendiri bikin sop tulang sumsum rumahan. Ada banyak hal yang gue pelajari, mulai dari teknik ngerebus tulang biar kaldunya bening, sampai cara milih tulang yang sumsum-nya banyak. Di artikel ini, gue bakal bagi cerita itu semua, dari yang paling basic sampai tips menikmati sop ini biar lebih nikmat.
Apa yang Membuat Sop Tulang Sumsum Disukai Banyak Orang?
Satu kata: umami. Tapi bukan cuma itu Cookpad.
Sop tulang sumsum itu kaya akan rasa. Kuahnya nggak cuma sekadar asin atau gurih, tapi dalam banget. Apalagi kalau dibuat dari tulang sapi bagian kaki atau femur—itu lho, yang sumsum-nya paling banyak. Saat direbus lama, sumsum ini keluar perlahan dan menyatu dengan kuah kaldu, menciptakan cita rasa khas yang susah dijelaskan kalau belum nyoba sendiri.
Alasan lain yang bikin orang jatuh hati sama makanan ini:
Sensasi unik menyedot sumsum dari rongga tulang. Iya, ini bisa jadi pengalaman kuliner tersendiri, apalagi kalau pakai sedotan logam.
Kandungan gizi tinggi, terutama kolagen, zat besi, dan vitamin B12.
Cocok buat segala cuaca—entah dingin atau panas, tetap nikmat disantap.
Bisa dikreasikan: Ada yang pakai kuah bening, kuah susu, atau bahkan pedas ala-ala Thailand.
Waktu ngobrol sama beberapa temen kulineran, gue nemuin fakta menarik: banyak yang awalnya ngeri liat bentuk tulangnya, tapi setelah nyoba… ketagihan. Katanya sih, “nggak tega ngabisin, tapi juga nggak bisa berhenti.”
Resep Membuat Sop Tulang Sumsum yang Gurih dan Kaya Rasa
Setelah beberapa kali eksperimen di dapur (dan gagal juga beberapa kali), gue akhirnya nemu formula yang pas. Nggak susah kok, tapi butuh waktu dan kesabaran. Soalnya, kunci kelezatan sop ini ada di proses rebusan kaldu.
Bahan-Bahan:
1 kg tulang sapi bagian paha (bisa minta potong di tukang daging)
3 liter air
4 siung bawang putih (geprek)
1 buah bawang bombay (iris)
2 batang daun bawang
2 batang seledri
1 sdm merica butir
1 sdt pala bubuk
Garam dan kaldu bubuk secukupnya
Jeruk limo atau jeruk nipis (buat pelengkap)
Bawang goreng, sambal rawit, dan kecap manis (opsional)
Cara Membuat:
Pre-boil: Rebus tulang dengan air mendidih sekitar 5 menit, buang airnya. Ini penting banget biar buang kotoran dan bikin kuah nggak bau.
Masukkan tulang yang sudah dibersihkan ke panci besar, isi air baru. Rebus dengan api kecil selama minimal 3 jam. Ini proses ekstraksi sumsum dan kolagen.
Tambahkan bawang putih, bombay, merica, pala, daun bawang, dan seledri di pertengahan waktu masak.
Terakhir, kasih garam dan kaldu bubuk. Cicipin, dan sesuaikan rasa.
Sajikan panas dengan pelengkap: bawang goreng, sambal, dan perasan jeruk limo.
Buat yang nggak punya waktu 3 jam, bisa pakai pressure cooker. Gue pernah nyoba, dan cuma butuh 45 menit sampai tulang lunak dan sumsum keluar. Tapi tetap, versi slow-cook rasanya lebih dalem dan mantap.
Tips Menikmati Sop Tulang Sumsum Biar Makin Nagih
Jujur ya, sop ini bukan makanan yang bisa dimakan buru-buru. Harus pelan-pelan, dinikmati. Ada beberapa tips yang gue pelajari selama jadi fans berat sop sumsum ini:
1. Gunakan Sedotan Logam
Sedotan logam bukan cuma buat kopi susu estetik di Instagram. Ini alat penting buat nyedot sumsum yang nempel di tulang. Jangan pakai sedotan plastik—bisa meleleh.
2. Tambahkan Perasan Jeruk Limo
Jeruk ini ngasih kontras segar ke kuah yang gurih dan berlemak. Kadang gue tambahin juga sambal rawit yang diblender kasar. Perpaduannya? Nendang!
3. Makan Bareng Nasi atau Roti
Nasi putih hangat itu partner terbaik sop ini. Tapi kalau mau vibes western, bisa juga dicocol pakai roti panggang. Roti serap kuahnya, dan itu… wow.
4. Jangan Takut Kotor
Makan sop tulang sumsum itu messy. Tangan bisa berminyak, mulut belepotan kuah. Tapi justru di situlah nikmatnya. Jangan makan sambil buru-buru meeting online, kecuali kamu mau ketahuan lagi ngedot tulang.
5. Nikmati Bareng Teman
Percaya deh, makan sop ini lebih seru kalau rame-rame. Ada temen yang bantuin pegangin tulang waktu kamu nyedot sumsum itu priceless banget. Serius.
Pengalaman Pribadi Eksperimen di Rumah
Waktu pandemi kemarin, gue sempet iseng bikin versi sop tulang sumsum pedas ala Korea. Gue tambahin gochujang dan cabe bubuk Korea ke dalam kuah. Hasilnya… pedes banget tapi nendang! Tapi sayangnya, anak-anak di rumah nggak bisa nikmatin karena kepedesan. Jadi ya, akhirnya gue buat dua versi: satu pedas buat gue, satu versi original buat keluarga.
Ada juga momen konyol waktu gue masak pakai tulang sapi yang ternyata… kurang sumsum-nya. Ternyata gue beli bagian yang lebih ke atas, bukan bagian paha. Jadi kuah tetap enak, tapi nggak ada sensasi “nyedotnya”. Sejak itu, gue selalu tanya ke tukang daging, “Pak, yang bagian paha ya. Yang lubang tulangnya gede.”
Kenapa Sop Tulang Sumsum Cocok Jadi Konten Kuliner di Blog?
Buat kalian para blogger kuliner yang lagi cari konten yang SEO-friendly, bernilai tinggi, dan punya potensi viral—sop tulang sumsum ini adalah tambang emas.
Kenapa?
Visual-nya menarik. Foto tulang besar dengan sumsum lumer itu gampang banget buat narik perhatian di Instagram atau Pinterest.
Ceritanya relatable. Banyak orang punya pengalaman “pertama kali” makan sop ini, dan itu bisa dijadikan hook cerita.
Pencarian Google tinggi. Gue cek via Google Trends, kata kunci “sop tulang sumsum” dan “resep sop tulang” punya pencarian stabil sepanjang tahun.
Potensi monetisasi. Konten ini cocok dikaitkan dengan affiliate produk dapur, pressure cooker, bumbu instan, sampai sedotan logam.
Dan yang paling penting: ini makanan yang dekat dengan lidah orang Indonesia, jadi jangkauan audiensnya luas banget.
Sop Tulang Sumsum Bukan Sekadar Makanan
Bagi sebagian orang, sop tulang sumsum cuma semangkuk makanan. Tapi buat gue, ini pengalaman. Ada kehangatan, kenangan, dan rasa puas yang susah dijelasin.
Setiap kali menyeruput kuahnya, menyedot sumsumnya, dan ngerasain lemak yang meleleh di lidah, gue ngerasa kayak… “ini comfort food sejati.”
Dan buat lo yang belum pernah nyoba? Wah, rugi sih. Serius.
Cobain deh sekali, dan jangan kaget kalau nanti jadi kecanduan.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Iga Sapi Balado: Resep Andalan Biar Makan Siang Nggak Gitu-Gitu Aja! disini