Trauma Kompleks: Dari Gangguan Emosi Hingga Pemulihan Diri

trauma kompleks

Aku nggak akan bohong, awalnya aku sering bingung kenapa beberapa pengalaman masa lalu bisa bikin hidup terasa berat banget, tapi aku nggak sadar itu masuk kategori trauma kompleks. Jadi, trauma kompleks itu bukan trauma biasa seperti jatuh dari sepeda atau kecelakaan sekali, tapi lebih ke trauma yang terjadi berulang, dalam jangka waktu lama, dan sering melibatkan hubungan dengan orang-orang dekat. Misalnya pelecehan yang terus-menerus, kekerasan di rumah, atau pengalaman hidup di lingkungan yang tidak aman.

Seringkali orang yang mengalami Health trauma kompleks merasa selalu waspada, gampang panik, atau bahkan merasa nggak pantas dicintai. Aku sempat nggak ngerti kenapa aku gampang cemas atau gampang marah sama hal kecil. Baru setelah baca beberapa sumber dan ngobrol sama orang yang ahli, aku mulai paham bahwa itu bisa jadi efek trauma kompleks. Hal ini nyata banget—bukan cuma “rasa sedih biasa”, tapi mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak setiap hari.

Apa yang Membuat Seseorang Terkena Trauma Kompleks

Trauma hal yang jauh lebih kompleks tapi bisa diatasi - ANTARA News Jawa  Timur

Buat aku, ini bagian yang bikin agak frustasi. Kadang orang di luar nggak ngerti kenapa kita bereaksi lebay atau gampang tersinggung. Trauma kompleks biasanya muncul karena pengalaman trauma berulang, bukan cuma sekali. Bisa karena kekerasan fisik, psikologis, emosional, atau bahkan pengabaian dari orang yang seharusnya bisa dipercaya Siloams hospitals.

Aku sempat punya teman yang sejak kecil selalu dibentak, diabaikan, dan nggak pernah merasa aman di rumah. Sekarang dia sering merasa sulit percaya sama orang, mudah panik, dan punya perasaan bersalah yang nggak jelas sumbernya. Dari sini aku belajar bahwa trauma kompleks itu nggak cuma luka di kepala, tapi juga luka di rasa aman.

Yang bikin parah, sering kita nggak sadar bahwa kita sedang mengalami trauma kompleks. Kita malah mikir “Ah, aku cuma sensitif aja.” Padahal itu adalah tubuh dan pikiran kita bereaksi terhadap luka yang belum sembuh.

Mengapa Trauma Kompleks Sangat Mengganggu Pribadi Seseorang

Aku pernah ngalamin sendiri, kadang aku nggak ngerti kenapa mood bisa turun drastis tanpa sebab jelas. Nggak jarang aku jadi gampang marah, menarik diri dari teman, atau merasa nggak berharga. Trauma kompleks itu ganggu banget karena nggak cuma muncul saat kita mengingat kejadian tertentu, tapi bisa terus mempengaruhi kehidupan sehari-hari: hubungan, pekerjaan, bahkan kesehatan mental.

Salah satu pengalaman yang paling bikin aku sadar adalah ketika aku nggak bisa tidur nyenyak selama berminggu-minggu karena perasaan cemas yang muncul tiba-tiba. Rasanya kayak tubuh terus waspada, padahal nggak ada bahaya nyata. Aku baru ngerti ini efek trauma kompleks, dan ternyata ini lumrah dialami banyak orang.

Cara Mengatasi Trauma Kompleks

Nah, ini bagian yang aku suka banget, karena ada banyak cara praktis yang bisa dicoba, dan aku sendiri sudah merasakannya meski nggak instan.

  1. Mengenali dan Menerima Trauma
    Langkah pertama adalah sadar kalau kita sedang mengalami trauma kompleks. Gak gampang sih, kadang kita menolak menerima karena malu atau takut terlihat lemah. Tapi percayalah, menerima bahwa ini bagian dari pengalaman kita adalah langkah penting untuk sembuh.

  2. Mencari Dukungan Profesional
    Aku sempat ragu buat konsultasi psikolog, tapi ternyata ngobrol sama ahli itu sangat membantu. Mereka bisa kasih strategi coping, latihan pernapasan, dan cara mengelola emosi yang muncul mendadak.

  3. Jurnal atau Menulis Perasaan
    Menulis bisa jadi tempat aman buat menumpahkan rasa. Aku sering nulis tentang kejadian kecil yang bikin panik atau sedih, dan setelah itu aku merasa lebih lega. Ini semacam memberi jarak antara diri kita dan trauma yang masih membekas.

  4. Mindfulness dan Meditasi
    Aku nggak pernah nyangka bisa ngerasa lebih tenang cuma dari duduk diam fokus napas 5 menit. Latihan ini bikin aku sadar kalau perasaan itu datang dan pergi, nggak harus selalu dikontrolin.

  5. Bangun Hubungan Aman
    Trauma kompleks sering bikin kita nggak percaya sama orang. Tapi punya satu atau dua orang yang bisa dipercaya, misalnya teman atau keluarga yang suportif, bisa bantu banget proses pemulihan.

Pelajaran yang Aku Petik dari Menghadapi Trauma Kompleks

TRAUMA KOMPLEKS DAN TRAUMA RELASIONAL: PERSAMAAN DAN PERBEDAAN | Iliana  Gelles, LMFT

Dari pengalaman hipotesis ini, aku belajar beberapa hal penting:

  • Luka batin itu nyata, dan nggak bisa diabaikan.

  • Menerima bantuan bukan tanda lemah, tapi tanda kita peduli sama diri sendiri.

  • Proses pemulihan itu lambat, dan wajar kalau ada hari yang sulit.

  • Trauma kompleks nggak mendefinisikan siapa kita. Kita tetap bisa bahagia, produktif, dan punya hubungan sehat.

Yang paling bikin aku terkesan adalah ketika aku mulai bisa memahami reaksi diriku sendiri tanpa terlalu keras menilai diri sendiri. Rasanya kayak menemukan kunci kecil yang bikin hidup lebih ringan.

Tanda-Tanda Trauma Kompleks yang Sering Terabaikan

Satu hal yang aku baru nyadar belakangan adalah, trauma kompleks itu sering nggak keliatan dari luar. Aku sempat salah menilai teman yang selalu tampak tenang tapi tiba-tiba meledak emosinya. Setelah ngobrol lebih dalam, ternyata itu salah satu tanda trauma kompleks: reaksi emosional yang nggak proporsional terhadap situasi sehari-hari.

Selain itu, tanda lain yang sering muncul tapi sering diabaikan adalah:

  • Sulit percaya sama orang lain, bahkan yang dekat. Aku sempat punya teman yang selalu curiga sama niat orang lain karena pengalaman masa lalu yang bikin trauma.

  • Kecenderungan menarik diri. Aku sendiri kadang males ikut kegiatan sosial, padahal dulu aktif banget. Rasa takut disakiti lagi bikin kita mengisolasi diri.

  • Perasaan bersalah yang nggak jelas. Misalnya, kita merasa salah padahal nggak ada yang disalahkan. Ini sering bikin stres meningkat dan rasa percaya diri menurun.

Menyadari tanda-tanda ini bikin aku lebih sabar sama diri sendiri dan orang lain. Kadang kita gampang nge-judge, tapi kalau tahu latar belakang trauma, perspektif kita bisa jauh lebih empatik.

Dampak Trauma Kompleks pada Kehidupan Sehari-hari

Aku ingat salah satu pengalaman hipotesis yang bikin aku nyadar kalau trauma kompleks itu ganggu banget. Bayangin aja, bangun pagi, mood udah jelek tanpa sebab, pekerjaan numpuk, terus ditambah rasa panik yang muncul tiba-tiba. Rasanya kayak hidup nggak pernah tenang.

Trauma kompleks nggak cuma bikin mental terganggu, tapi juga fisik. Banyak orang mengalami:

  • Kesulitan tidur

  • Rasa tegang di tubuh

  • Gangguan pencernaan karena stres

Aku sempat ngalamin insomnia seminggu penuh karena trauma masa kecil yang tiba-tiba muncul dalam mimpi. Rasanya frustasi banget, tapi pelan-pelan aku belajar teknik pernapasan dan menulis jurnal sebelum tidur. Efeknya lumayan, aku bisa tidur lebih nyenyak.

Yang penting, kita ngerti bahwa dampak trauma kompleks itu nyata dan bukan cuma “baper” atau “kelewat sensitif.” Ini bagian dari proses penyembuhan diri.

Strategi Praktis Menghadapi Trauma Kompleks

Ngomongin soal pemulihan, aku pengen banget share beberapa strategi yang aku anggap paling berguna:

  1. Membuat Rutinitas Aman
    Aku belajar kalau rutinitas kecil bisa bikin rasa aman. Misalnya, tiap pagi aku minum teh sambil menulis di jurnal. Hal kecil ini bikin tubuh dan pikiran terasa lebih stabil.

  2. Terapi atau Konseling Profesional
    Banyak yang ragu buat konseling karena takut “dikategorikan gila”. Percaya deh, konseling itu normal dan membantu banget. Aku sempat takut awalnya, tapi setelah beberapa sesi, aku mulai ngerti pola pikir dan emosi sendiri.

  3. Self-Compassion atau Belajar Memaafkan Diri Sendiri
    Trauma kompleks sering bikin kita menyalahkan diri sendiri. Aku sering bilang ke diri sendiri: “Hei, kamu udah berusaha kok.” Pelan-pelan, itu bikin beban emosional berkurang.

  4. Aktivitas Fisik dan Kreatif
    Olahraga ringan atau aktivitas kreatif bisa bantu melepas ketegangan. Aku pribadi senang menggambar atau jalan santai di taman. Rasanya kayak memberi ruang buat otak untuk rileks.

  5. Bangun Hubungan Aman
    Memiliki satu atau dua orang yang bisa dipercaya itu sangat penting. Aku punya teman dekat yang selalu mendengar tanpa menilai. Itu bikin proses healing lebih terasa.

 

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Vitamin D3: Rahasia Energi dan Imun Tubuh disini

Author